Dia…
tak pernah kusangka
dia yang suatu saat dulu
teman bertikam lidahku
sering mengusik mengundang jelingku
kini wajahnya selalu kurindu
tak pernah kuduga
aku dulu selalu bersahaja di matanya
beraksi tanpa ragu
ketawa tanpa malu
namun
ukhwah yang terjalin kini
lebih suci dan murni
menyulam nuansa rasa
meninta ria menggambar bahagia
benarlah
suratan-Nya ibarat hitam dalam kelam
sukar digapai erti
sedang hati dirobek pilu
hingga jiwa direntas sendu
sungguh
hadirnya satu kurnia
ikhlas menyayangi
setia menemani
jujur menasihati
sabarnya menggebukan kasih
tenangnya melerai duka
dia Adam istimewa
sepinya bukan tanda lemah
senyumnya lekas meluntur gundah
tuturnya lembut tanpa amarah
menuntas khilafku penuh hemah
betapa aku membilang hari
menantikan saat bahagia
menjadi kekasih sejatinya
melahirkan zuriat tanda cinta
harapanku biarlah bertemu akhirnya
dibawah payung restu
disinari lembayung redha-Mu
19 Oktober 08/ IPKB
Khamis, 29 Oktober 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan